Alzheimer telah menyerang hampir 44 juta orang di dunia hingga memasuki tahun 2015 ini. Bayangkan, betapa banyaknya orang yang harus menderita penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada fungsi otak ini.
Alzheimer, termasuk demensia atau prapikun merupaka kelainan otak yang biasanya dimulai pada usia paruh baya. Kelainan otak ini lah yang mengakibatkan kemunduran memori yang bertambah berat, perubahan kepribadian dan juga penurunan kemampuan mental.
Kondisi otak yang menyebabkan hal ini diduga adalah karena adanya pengerasan arteri. Arteri yang tersumbat inilah yang secara perlahan – lahan mengurangi pasokan aliran darah yang membawa zat gizi penting ke otak. Karenanya, otak pun jadi kekurangan zat gizi.

Seperti apa gejala alzheimer?
Alzheimer ditandai dengan gejala – gejala seperti depresi, salah persepsi, lemah konsentrasi, kebingungan, ketidakmampuan dalam melakukan tugas – tugas harian, hingga gangguan daya ingat yang menurun atau bahkan hilang.
Biasanya, Alzheimer lebih banyak menyerang kaum manula pada usia 60 hingga 65 tahun. Selain itu, data dari Alzheimer Association menunjukkan bahwa 2 dari 3 penderita Alzheimer adalah wanita.
Apa penyebab Alzheimer?
Meski penelitian terkait penyebab munculnya penyakit Alzheimer terus dilakukan, tapi hingga sekarang masih belum bisa disimpulkan penyebab pasti Alzheimer ini. Para peneliti menduga bahwa faktor genetik adalah salah satu hal yang berperan dalam munculnya Alzheimer.
Tapi, sebagaimana penyakit akibat penuaan, faktor lingkungan juga tidak dapat diabaikan dalam memicu Alzheimer. Pemicu munculnya Alzheimer memang masih belum bisa dipastikan. Namun, para peneliti menemukan bahwa para penderita Alzheimer cenderung kekurangan vitamin B dan seng.
Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah Alzheimer?
Vitamin B dan seng adalah zat gizi yang penting untuk fungsi kognitif pada otak. Karenanya, kekurangan zat ini memang memiliki pengaruh terhadap fungsi dan kinerja otak yang berkaitan dengan kondisi otak pada penderita Alzheimer.
Hindari konsumsi makanan olahan, permen, makanan gorengan, makanan kaya lemak
Vitamin B dan seng yang diperlukan oleh otak ini jarang sekali ditemukan pada makanan olahan, atau kalau pun ada, jumlahnya relatif sangat sedikit. Makanan olahan telah melalui proses yang cukup banyak dan panjang yang mengakibatkan aneka nutrisi dalam makanan tersebut berkurang atau bahkan hilang.
Karenanya, menghindari konsumsi makanan olahan sebisa mungkin akan lebih baik untuk mengurangi resiko terkenda penyakit Alzheimer. Selain itu, hindari juga permen, makanan gorengan, juga makanan yang kaya lemak.
Hindari kafein dan alkohol
Kafein dan alkohol juga bisa jadi musuh utama bagi otak. Alkohol di dalam tubuh akan menggangu penyerapan seluruh zat gizi, menyebabkan fluktuasi kadar gula darah, dan bisa menyebabkan gangguan seperti depresi, gelisah dan takut.
Kefein dalam kopi, teh dan minuman soda juga mengganggu fungsi nutrisi penguat otak, seperti vitamin B1, biotin , potassium, seng, kalsium dan besi, yang merupakan zat gii yang menjamin lancarnya proses penyampaian pesan ke otak.
Lakukan pola makan yang kaya asam amino esensial
Konsumsi asam amino esensial secara cukup akan sangat membantu dalam memperbaiki kondisi pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, dan kuga menurunkan kadar kolesterol.
Dengan peredaran darah yang lancar ke otak inilah, otak akan menjadi lebih sehat dan fungsi optimal otak bisa tetap terjaga. Makanan yang kaya akan asam amino essensial yang lengkap dapat ditemukan pada daging, ikan atau susu.
Hanya saja, konsumsi makanan ini secara berlebih juga tidak baik karena didalamnya juga terkandung lemak yang tinggi. Untuk itu, lengkapi kebutuhan asam amino essensial dengan kombinasi tepat dari asam amino esensial yang bisa ditemukan dalam sayuran.
Konsumsi makanan yang kaya antioksidan
Makanan yang kaya akan antioksidan sangat penting untuk melindungi sel otak dari kerusakan akibat adanya radikat bebas. Dengan adanya zat ini, maka otak akan terhindar dari paparan radikan bebas sejak awal. Makanan kaya antioksidan sekaligus berperan dalam menghambat penuaan yang berikaitan dengan kemampuan mental.
Menyantap makanan secara langsung, tidak diproses, dan tidak diolah dipercaya akan menurunkan resiko terkena penyakit Alzheimer dan sekaligus dapat mendorong munculnya kekebalan alami tubuh dan juga otak.
Vitamin utama yang dapat menyediakan antioksidan ini bisa didapatkan dari vitamin A dan E. Kedua jenis vitamin ini dapat melindungi bagian tubuh dan otak yang berlemak, termasuk membrane sel saraf. Selain itu, vitamin C juga dapat bekerja bersama dengan vitamin E untuk mendapatkan kekuatan maksimal antioksidan.
Olahraga yang cukup
Olahraga yang cukup sangat membantu untuk memperlancar peredaran darah dan membantu mengirimkan zat gizi secara lancar ke otak. Dengan demikian, otak akan lebih sehat karena zat gizi dapat terserap secara optimal.
Hindari penggunaan peralatan dapur dari alumunium
Beberapa penelitian menyimulkan bahwa terdapat hubungan antara alumunium dan Alzheimer. Mereka menemukan adanya kandungan alumunium yang cukup tinggi pada beberapa penderita Alzheimer.
Karenanya, para ahli lebih menyarankan untuk menghindari penggunaan peralatan dapur yang terbuat dari alumunium. Khususnya, ketika digunakan untuk memasak masakan yang bersifat asam, karena asam sangat mudah melarutkan alumunium dalam peralatan dapur tersebut.
Sebagai gantinya, gunakan piranti yang terbuat dari stainless steel, kaca dan juga baja yang dirasa lebih aman ketimbang alumunium.
Sumber:
Parreta, Lorraine. 2003. Bikini Fit by Hamlyn Octopus. London: Octopus Publishing Group.
www.alzheimers.net
www.healthdata.org
www.alz.org