Pernah mendengar berita seorang kawan yang meninggal karena serangan jantung, padahal sebelumnya tidak pernah terdengar memiliki riwayat penyakit jantung? Ya, kasus serangan jantung dadakan sepertinya mulai santer diperbincangkan di Indonesia.
Tentu mengagetkan bila mendengar kabar meninggalkan seorang kerabat atau kawan yang selalu terlihat sehat. Apalagi, bila ia tidak punya riwayat penyakit jantung. Sebetulnya, hal ini bukan hal baru. Sayangnya, di Indonesia kematian akibat serangan jantung mendadak ini mulai meningkat.
Bagaimana serangan jantung ini dapat membuat orang meninggal?
Serangan jantung memang bisa terjadi pada orang yang terlihat sehat sekali pun tanpa menunjukkan tanda –tanda yang berarti. Lantas, bagaimana serangan jantung ini bisa membuat orang meninggal secara mendadak?
Dijelaskan oleh Prof. Dr dr Rochmad Romdoni SpPD SpJP-K FIHA yang tertulis dalam majalah Nyata, serangan jantung ini terjadi akibat adanya penyumbatan di pembuluh darah koroner. Karena sumbatan terjadi di pembuluh darah koroner, maka penyakit ini juga sering disebut sebagai penyakit jantung koroner.
Pembuluh darah koroner ini bertugas untuk mengalirkan darah dan oksigen serta nutrisi ke otot –otot jantung agar jantung dapat berkontraksi dengan baik. Nah, bila sampai terjadi penyumbatan pada pembuluh darah koroner ini, maka aliran oksigen dan nutrisi ke jantung akan terhambat. Akibatnya, otot jantung pun rusak atau bahkan mati.
Rusaknya otot jantung inilah yang dapat berakibat fatal. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya irama jantung atau aritmia. Kemudian, aritmia ini dapat membuat suplai darah ke jantung terhambat. Berikutnya, dapat terjadi kejang dan yang paling parah dapat menyebabkan kematian mendadak.
Selain karena aritmia, kondisi lain yang juga dapat menyebabkan kematian mendadak adalah ventrikel fibrilasi. Ventrikel fibrilasi adalah kondisi kontraksi jantung yang sangat cepat dan tidak beraturan. Kondisi ini lalu menyebabkan kardiogenik shock, yakni turunnya tensi darah secara cepat karena jantung berhenti mendadak. Pada akhirnya, hal ini juga menyebabkan kematian.
Apa penyebab jantung koroner?
Lebih lanjut, dr Romdoni menegaskan bahwa penyebab khusus terjadinya penyumbatan di pembuluh koroner yang dapat mengakibatkan serangan jantung ini pada dasarnya tidak ada. Yang ada hanyalah faktor risiko.
Orang –orang yang berisiko tinggi terkena serangan jantung ini adalah para perkokok, penderita diabetes, hipertensi, obesitas, kurang olahraga dan juga faktor genetik.
Dijelaskan, bagi para perokok, nikotin dalam rokok inilah yang akan menumpuk dan merusak pembuluh darah. Karenanya, kolesterol pun akan menumpuk dan menyebabkan pembuluh darah menyempit. Pada akhirnya, kondisi ini akan menimbulkan penyumbatan hingga serangan jantung.
Bagi penderita diabetes, hal yang menyebabkan rusaknya pembuluh darah adalah kadar gula dalam darah yang tinggi. Pembuluh darah yang rusak ditambah dengan struktur internal lain yang rusak dapat mengakibatkan peningkatan kolesterol dalam darah. Berikutnya, hal ini akan mempercepat terjadinya aterosketosis atau kondisi penumpukan lemak di pembuluh darah.
Sama halnya dengan mereka yang mengalami obesites dan kurang olahraga. Penumpukan lemak di pembuluh darah pada akhirnya dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung.
Simak juga: Sudah Tahu Apa Saja Hebatnya Manfaat Daun Katuk?
Seperti apa gejala serangan jantung ini?
Memang sering dikatakan bahwa serangan jantung mendadak ini menyerang tanpa menunjukkan gejala terlebih dahulu. Seperti layaknya the silent killer. Padahal, sebetulnya tanda –tanda serangan jantung ini nyata adanya.
Hanya saja, banyak orang yang justru mengabaikan gejala rasa sakit yang sebetulnya adalah gejala awal serangan jantung. Karenanya, penting bagi kita semua untuk mengenali dan mewaspadai adanya gejala –gejala serangan jantung.
Jadi, apakah kamu sudah tahu apa saja tanda –tanda serangan jantung? Ini dia penjelasannya menurut dr Romdoni.
Nyeri di dada kiri
Nyeri di dada kiri adalah gejala awal serangan jantung. Soal berat ringannya, hal ini tergantung pada daya tahan masing –masing. Penderita diabetes bahkan umumnya tidak merasakan nyeri ini, dikarenakan adanya gangguna neuropati pada saraf yang menyebabkan rasa sakit.
Tapi, bila kamu merasakan nyeri di dada kiri, maka kamu perlu waspada. Rasa nyeri ini pun dapat menyebar ke bagian tengah hingga ke bahu dan lengan kiri. Bahkan, bisa juga ke bagian atas tubuh, seperti di bagian leher dan geraham.
Rasa nyeri ini bisa berupa rasa tidak nyaman seperti rasa tertekan, sesak, atau perasaan seperti masuk angin dan mual. Biasanya, rasa nyeri ini akan timbul ketika beraktivitas, baik itu aktivitas ringan mau pun berat.
Semakin bertambahnya rasa nyeri ini biasanya menunjukkan bahwa serangan jantung yang terjadi semakin berat. Seringkali orang mengindikasikan bahwa kondisi ini adalah angin duduk. Padahal, ini bukan sekedar masuk angin biasa, tapi dapat menjadi tanda jantung koroner.
Napas terasa berat
Selain nyeri di dada kiri, orang yang terkena serangan jantung akan kesulitan bernapas. Ini disebabkan oleh ketidakteraturan irama pada jantung. Selain itu, gejalanya sering disertai dengan keringat dingin disertai napas yang tersengal –sengal ketika beraktivitas ringan, bahkan saat hanya berjalan kaki sekalipun.
Bila tanda –tanda sakit jantung seperti di atas mulai muncul, langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah segera menghentikan aktivitas, istirahat dan tetap rilesk. Berikutnya, jangan tunda untuk pergi ke rumah sakit segera.
Di rumah sakit, kamu bisa mendapatkan pertolongan tepat untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih parah. Masa emergency serangan jantung hanya berkisar 1 hingga 2 jam saja. Bila lebih dari itu, akibatnya bisa fatal.
Cara mencegah risiko serangan jantung mendadak
Serangan jantung mendadak ini bukan penyakit yang tidak bisa dihindari. Ya, kamu masih bisa menghindari risiko ini, sekali pun ada sejarah keluarga yang terkena riwayat serangan jantung. Masih ingat bukan kalau keturunan juga merupakan faktor penyebab meningkatnya risiko jantung koroner?
Lantas, bagaimana cara mencegah serangan jantung yang mengerikan ini? Mari kita simak tips dari Prof. Dr dr Rochmad Romdoni SpPD SpJP-K FIHA berikut ini:
Lakukan general check up
General check up diperlukan untuk mengetahui kesehatan umum kamu. Cek kesehatan kamu meliputi LDL, HDL, serta tekanan darah secara rutin. Kalau perlu, lakukan juga pemeriksaan khusus seperti EKG, treadmill test, dan CT Scan Koroner.
Kurangi karbohidrat dan makanan berlemak
Karbohidrat sangat mudah diproses menjadi glukosan sehingga bisa dengan cepat meningkatkan kadar gula darah. Hal ini dapat memicu resistensi insulin dan menyebabkan penebalan lapisan endothelial pembuluh koroner.
Makanan berlemak juga dapat menyebabkan obesitas yang pada akhirnya memicu penyakit jantung koroner. Karenanya, menghindari konsumsi berlebih dari makanan berlemak dan karbohidrat adalah hal wajib ya.
Olahraga secara teratur
Kalau menurut Prof Dr dr Achmad Sjarwani SPB SpOT yang juga ditulis di Majalah Nyata, beliau mengatakan bahwa olahraga teratur dapat mencegah serangan jantung. Hal ini karena jantung dapat bekerja dengan lebih optimal karena tubuh yang menjadi lebih bugar.
Selain itu, kekebalan tubuh juga akan meningkat. Lalu, saran olahraga apa yang terbaik untuk dilakukan ya? Kalau kata dr Achmad yang merupakan Guru Besar Ilmu Orthopedi dan Traumatologi Unair itu, olahraga yang disarankan misalnya jogging, jalan kaki, yoga dan sebagainya.
Semua olahraga pada dasarnya baik, asalkan sesuai dengan kondisi tubuh kamu. Jadi, saat melakukan olahraga, wajib bagi kamu untuk memperhatikan usia, jenis kelamin, berat badan, riwayat penyakit, jenis penyakit yang diderita, dan lainnya.
Kalau kamu sudah menderita penyakit jantung koroner, diabetes, obesitas, osteoporosis dan sebagainya, maka wajib hukumnya bagi kamu untuk konsultasi pada ahli alias dokter terlebih dahulu soal olahraga apa yang dapat kamu lakukan.
Buat yang sudah didiagnosa memiliki penyakit jantung koroner sih, ada baiknya kamu tidak melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat karena dapat memicu serangan jantung. Tapi, bukan berarti kamu harus berhenti olahraga ya.
Justru kamu harus berolahraga untuk mengurangi gejala penyakit jantung koroner ini. Pilihan olahraga yang bisa dilakukan misalnya jalan kaki atau latiah kardio dengan treadmill.
Simak juga: Yuk Cari Tahu Manfaat Daun Kemangi
Siapa saja yang meninggal mendadak karena serangan jantung koroner ini?
Apakah ada kenalan, saudara atau bahkan keluarga dekat yang pernah mengalami serangan jantung koroner ini sampai menyebabkan kematian mendadak? Pasti sangat sedih rasanya ya. Jantung koroner yang sering dikatakan menyebabkan kematian mendadak ini juga menyerang para publik figur di Indonesia.
Beberapa publik figur atau artis yang meninggal mendadak karena penyakit jantung yakni :
Adjie Massaid
Meninggal 5 Februari 2011 di usia 43 tahun. Aktor sekaligus anggota DPR RI ini meninggal setelah bermain futsal. Kematiannya cukup mendadak dan mengejutkan karena sebelumnya, ia memang terlihat sangat sehat.
Ade Namnung
Meninggal pada 31 Januari 2012 di usia 34 tahun. Presenter dan komedian ini meninggal setelah mengalami stroke dan dirawat di rumah sakit. Ia juga didiagnosa terkena serangan jantung koroner akibat obesitas.
Chef Tatang
Meninggal tanggal 3 mei 2012 pada usia 45 tahun. Seorang chef, penulis buku masakan serta pembawa acara kuliner ini meninggal karena serangan jantung. Berita kematiannya meninggalkan duka yang mendalam.
Yopie Beda
Meninggal pada 11 Desember 2012 di usia 37 tahun. Presenter sepak bola, sekaligus personal grup vokal D’Rayu ini meninggal seusia bermain sepak bola. Kematiannya karena serangan jantung koroner menyisakan duka yang mendalam.
A Rafiq
Meninggal pada 19 Januari 2013 di usia 64 tahun. Seorang musisi dan penyanyi dangdut ini meninggal karena serangan jantung akibat komplikasi penyakit diabetes yang ia derita.
Ricky Johannes
Meninggal tangga 22 maret 2013 di usia 46 tahun. Penyanyi sekaligus presenter olah raga ini diberitakan meninggal karena serangan janatung dalam perjalanan menuju tempat meeting.