Pernah dengar tentang bilirubin bayi gak Bunda? Biasanya, kata bilirubin ini juga identik dengan kondisi bayi kuning. Tapi, kondisi bayi kuning ini tidak selalu dialami oleh setiap bayi loh ya Bunda.
Jadi, bilirubin ini merupakan pigmen warna kulit yang berada pada sel darah merah. Nah, ketika bayi lahir, maka bayi biasanya memiliki jumlah sel darah merah yang mengandung bilirubin ini, melebihi kebutuhannya.
Karena melebihi kebutuhan, maka kelebihan dari sel darah merah ini akan diuraikan secara alami dan pada akhirnya dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk kotoran. Hal ini biasanya dapat dilihat dari kotoran bayi yang berwarna kehitaman yang biasa disebut dengan kondisi meconium.
Namun, seorang bayi umumnya memiliki sistem pencernaan yang belum sempurna. Karenanya, bilirubin bayi ini pun tidak selalu dapat dikeluarkan dengan sempurna. Nah, pada beberapa bayi yang tidak bisa menyeluarkan bilirubin secara sempurna ini, maka ia akan mengalami yang disebut dengan bayi kuning.
Apa itu bayi kuning? Apa penyebab bayi kuning?
Bayi kuning adalah kondisi dimana kulit dan mata bayi terlihat kuning. Sebetulnya, kondisi ini juga bisa disebabkan karena ketidakcocokan antara golongan darah dan rhesus dari ibu dan bayi.
Misalnya saja, bila sang ibu memiliki golongan darah 0 dengan rhesus (-), sementara si bayi memiliki golongan darah B dengan rhesus (+). Padahal, sebagian darah dari ibu masih mengalir di dalam tubuh bayi.
Hal ini mengakibatkan terjadinya ‘pertempuran’ di dalam darah bayi untuk melawah rhesus (-) dari sang ibu. Nah, pada kondisi inilah akan ada banyak darah merah yang dilepaskan hingga akhirnya memicu kulit kuning dengan cepat.
Bayi kuning juga bisa terjadi lantaran bayi dalam kondisi dehidrasi. Karenanya, memeberikan asupan kalori dari ASI secara cukup adalah hal penting bagi bayi untuk menghindari salah satu risiko bayi kuning. Paling tidak berikan ASI 8 hingga 12 kali dalam sehari.
Simak juga: Ketahui Manfaat Kolostrum untuk Si Buah Hati
Kapan biasanya terjadi kondisi bayi kuning?
Bayi kuning umumnya terjadi pada hari ketika atau keempat setelah kelahirannya. Umumnya, kondisi bayi kuning ini tidak berbahaya dan dapat berangsur normal dengan sendirinya setelah 1 atau 2 pekan.
Namun, kondisi bayi kuning ini juga bisa membahayakan, terutama ketika bayi kuning terjadi dalam waktu 24 jam setelah kelahiran. Bila demikian, Anda harus segera memeriksakan kadar bilirubin bayi Anda.
Mungkin saja ada hal yang tidak normal pada kondisi bayi Anda. Hal ini dapat diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium. Jika memang hasil laboratorium menunjukkan sesuatu yang tidak beres terkait kadar bilirubin bayi ini, maka ia harus mendapatkan penanganan dengan segera.
Biasanya, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan terapi sinar atau phototherapy untuk mengurangi kadar bilirubin bayi secara cepat. Hal ini bisa jadi solusi yang lebih cepat dan aman bagi kesehatan bayi.
Perlukah bayi kuning dijemur?
Memang banyak ya yang beranggapan bahwa menjemur bayi kuning bisa membuat kadar bilirubin bayi kembali normal. Padahal, menurut dr Louis Pottkotten, MD, FAAP, dokter spesialis anak di Texas Amerika Serikat, menjemur bayi tidak dapat mengurangi kadar bilirubin dalam darah bayi loh.
Bahkan nih, kalau sampai salah waktu menjemurnya, maka bayi justru terpapar panas matahari yang bisa mengakibatkan kerusakan kulit loh. Hmm, jadi harus ekstra hati – hati juga ya dalam menangani bayi kuning. Yang penting, bunda jangan khawatir, dan tetap berfikir serta bertindak positif.